Kamis, 22 Mei 2008

Bangkit Indonesia

Aku bertanya
Kenapa di negeri yang kaya raya ini kita tetap miskin
Kenapa di negeri yang tanahnya subur ini pangan masih juga susah didapat
Kenapa bangsa yang katanya beragama dan bermoral ini begitu gampangnya menghunus senjata membunuh saudara
Kenapa keadilan menjadi komoditi dagang dengan penawar tertinggi sebagai pemenang

Dulu kita pernah berjuang bersama
Beratus2 tahun lamanya mengangkat senjata melawan kolinialisme dan imperialisme
Bukan hanya dengan senjata, juga dengan diplomasi di meja perundingan
Semua kita lakukan demi sebuah asa yang namanya KEMERDEKAAN
Merdeka berarti penjajah harus angkat kaki dari tanah tercinta ini
Merdeka berarti penjajah tidak berhak lagi mengambil kekayaan negeri yang melimpah ruah ini
Merdeka berarti bahwa bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, di negeri yang bernama INDONESIA ini, menjadi milik kita, milik rakyat Indonesia
Merdeka berari kita sederajat dengan bangsa lain di mata dunia
Merdeka berarti lestarinya budaya luhung nusantara dari Sabang sampai Merauke

Tapi kita jangan pernah lupa
Saat berjuang dulu tidak sedikit anak bangsa yang rela menjadi antek kolonial
Demi keuntungan pribadi, demi harta, mereka tidak segan menjual nyawa para pejuang bangsa
Mereka rela menggadaikan IBU mereka sendiri, bumi pertiwi kita
Bukalah buku sejarah, maka tidak sedikit kita temukan nama mereka
Jangan pernah lupakan sejarah, karena darinya kita seharusnya bisa belajar
Menjadi pahlawan atau menjadi pengkhianatkah kita

Puluhan tahun telah kita lewati masa sebagai bangsa yang merdeka
Kita pernah memiliki angkatan bersenjata terkuat di asia
Kita pernah dikagumi karena ketahanan pangan bangsa
Kita pernah memilik pertumbuhan ekonomi yang membuat dunia mengacungkan dua jempol
Kita disebut-sebut sebagai salah satu macan asia

Sayang beribu sayang
Semua catatan manis itu telah hilang entah kemana
Naskah prestasi itu telah sobek digerogoti tikus-tikus yang aku heran muncul entah dari mana
Kita memang benar-benar lupa
Lupa pada sejarah, dimana pejuang kita rela mengorbankan bukan hanya harta benda, tetapi juga nyawa mereka demi 17 Agustus 1945
Kita benar-benar lupa arti Sumpah Pemuda
Secara sadar banyak dari kita, tak usah kusebut siapa, telah menjual dan menggerogoti bangsa ini
Demi uang, kepentingan pribadi, kepentingan golongan, kepentingan politik, dan demi kekuasaan
Demi segepok uang kita jual minyak, hasil tambang, dan masih banyak lagi secara sembarangan
Dan dalam hati, perusahaan2 asing itu tersenyum, betapa bodohnya Indonesia, betapa mudahnya mencari keuntungan berlipat-lipat di Indonesia, cukup dengan kau selipkan dolar ke saku pemegang kuasa, kau bisa dapatkan semuanya

Korupsi kolusi dan nepotisme pun mengakar dengan kuatnya
Sumpah jabatan atas nama Tuhan pun hanya menjadi kiasan semata
Yang mereka pedulikan adalah kantong mereka sendiri
Mereka benar-benar adalah pencuri
Mencuri uang rakyat, uang yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan seluruh bangsa
Mereka bukan hanya pencuri, mereka pun adalah pembunuh
Karna korupsi, puluhan juta rakyat masih tetap miskin
Karna korupsi, puluhan juta anak bangsa masih menganggur
Karna korupsi, jutaan anak kehilangan pendidikan yang layak
Karna korupsi, ribuan bayi meninggal kekurangan gizi

Janganlah kita berdiam diri melihat ini semua
Harus kita lakukan sesuatu
Kita lawan penyakit yang sudah kronis ini
Kita pasti bisa
Mulai dari diri sendiri
Selalu ingatlah bahwa saat kau hendak mencuri uang rakyat, kau telah menjadi seorang pembunuh
Kau harus malu, jangan pernah mencuri uang majikanmu

Bangsa kita dianugerahi orang-orang yang cerdas
Bangsa kita masih dipenuhi orang-orang yang jujur
Orang-orang yang masih mencintai bangsa ini
Orang-orang yang tidak akan mencuri satu sen pun dari bumi pertiwi ini
Orang-orang yang benci dengan yang namanya KORUPSI
Orang-orang yang punya mimpi akan bangsa yang adil dan makmur
Pada orang-orang demikianlah seharusnya kita serahkan kendali kapal yang bernama Indonesia

Tidak ada komentar: