Kamis, 22 Mei 2008

Krisis BBM---Motor Listrik Sebagai Alternatif

Sekarang ini kita dihadapkan pada pilihan yang sulit terkait dengan melonjaknya harga minyak dunia. Semakin meningkatnya konsumsi minyak yang tidak berbanding lurus dengan supply/produksi (termasuk juga karena terjadinya konflik di negara-negara produsen) menyebabkan kenaikan harga minyak dunia tidak bisa dihindari. Hal ini berimbas pada meroketnya subsidi BBM yang harus ditanggung oleh pemerintah. Kita memang termasuk negara produsen minyak, tetapi karena kita belum mampu mengolah minyak mentah secara optimal menyebabkan kita mengekspor minyak mentah lalu mengimpornya kembali. Pun ladang-ladang minyak yang kita punya belum bisa kita eksplorasi dengan maksimal (supply lebih kecil dibanding kebutuhan dalam negeri). Ujung-ujungnya kita akan bersiap menghadapi kenyataan dinaikkannya harga BBM. Mau tidak mau nampaknya hal ini harus dilakukan jika harga minyak dunia tetap menggila. Kalau tidak maka APBN kita akan jebol, pemerintah tidak akan mampu membiayai proyek pembangunan dibidang lain jika anggaran yang ada terpaksa digunakan untuk subsidi BBM.

Ajakan pemerintah untuk melakukan penghematan BBM dan listrik harus kita dukung. Kita harus akui bahwa kita sangat boros energi. Sedikit-sedikit pakai kendaraan bermotor, tidak peduli jauh atau dekat. Semua berlomba-lomba membeli kendaraan (dan tragisnya banyak yang membeli bukan karena kebutuhan, tetapi untuk image/gengsi). Selama bisa bawa mobil, buat apa naik angkot? Begitulah mungkin yang ada dipikiran orang-orang yang sangat mengagungkan citra/gengsi. Kalau rumah/kamar ga pakai AC, apa kata dunia? Kalau perlu AC-nya di set pada suhu 17-18 derajat, suhu 25 masih panas (sepertinya ga sadar kalau kita hidup di negara tropis, dan kita sudah terbiasa dengan suhu luar 28-33).Penghematan listrik harus kita lakukan karena sangat berkaitan erat dengan krisis BBM. Sebagian besar pembangkit listrik di negara kita menggunakan BBM sebagai sumber energinya.

Terkait dengan semakin mahalnya harga BBM sekarang ini ternyata telah hadir motor listrik di pasaran (di Bali sudah ada juga lho). Kendaraan ini akan mampu menjawab 2 isu utama sekaligus, yaitu menjaga bumi tetap bersih tanpa kontaminasi bahan bakar minyak (ramah lingkungan), dan hemat energi, karena untuk jarak tempuh 80 km memerlukan 1.5 kWh (atau setara dengan Rp 900). Kecepatan maksimal yang bisa dicapai pun lumayan, 45 km/jam. Kalau baterai sudah melemah, tinggal di recharger. Mungkin sekarang kita harus memberi perhatian yang lebih untuk produk motor listrik ini. Anda berminat?

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Sepeda listrik tiap dijalan sempit harus minggir, didorong oleh kendaraan bermotor yang mau melaju kencang, bahkan sampe ada yang nyerempet hiks...:( harusnya di Bali mulai ada jalur khusus sepedah.