Rabu, 02 April 2008

It’s Time to Stop

Seorang teman pernah berucap “jangan pernah menyerah karena kita tidak tahu akan hari esok….” (mengutip dari sebuah percakapan dalam film yang ditontonnya). Sebuah kalimat yang sangat memotivasi untukku. Segala sesuatu memang harus diperjuangkan. Jangan pernah menyerah sebelum kamu memperjuangkannya.

Sampai kapan kita harus berjuang? Apakah sampai keinginan kita terpenuhi? Bagaimana jika ternyata tujuan kita pada akhirnya memang tidak akan pernah tergapai, apakah kita harus terus memaksa diri untuk sesuatu yang mustahil? Nothing is impossible…..begitu filosopi orang-orang dengan ide “gila” di kepalanya. Tapi karena merekalah kita bisa menikmati perjalanan udara, menerbangkan orang ke bulan, menciptakan alat komunikasi yang jamak kita pakai sekarang, dan masih sangat sangat banyak hal lain yang tercipta yang sebelumnya hanya beyond our imagination. Lalu aku bertanya apakah filosopi ini bisa diterapkan jika masuk ke domain hati/perasaan?

Tuk menggapai hati sesorang memang harus diperjuangkan. Tetapi yang lebih penting adalah mau memahami dan mengerti apa yang dia rasa. Secara naluriah kita bisa mengetahui apakah hatinya menyambut kita atau tidak. Kamu bisa mendengar bisikannya, dia hanya mengijinkanmu dalam area pertemanan atau dia merengkuhmu masuk ke relung hatinya. Kalau memang tidak dibukakan pintu hati bukankah perjuangan yang dilakukan bisa berujung pada luka? Maka berhentilah…..berjuanglah tuk hati yang lain.

Terkadang kebingungan muncul jika “bisikan” yang kita tangkap malah berada pada daerah abu-abu. Disatu sisi hati kita menangkap sinyal gelombang dengan frekuensi yang sama yang keluar dari hatinya. Tapi disisi lain yang kita “dengar” adalah bentakan : “cukup, jangan ganggu aku lagi”. Kembali terngiang ucapan temanku “kalau terlanjur suka, sikap si dia yang sebenarnya biasa-biasa aja bisa disalahartikan, kita menganggapnya dia suka juga kepada kita”.

Hehehehe, jangan-jangan selama ini aku memang ke-GR-an. Sikapnya yang baik malah aku artikan dia memberiku kesempatan tuk hangatkan hatinya (setelah dipikir2 dia memang selalu baik sama semua orang). Tampaknya memang selama ini masalahnya ada dalam diriku. Salah mengartikan kebaikan orang lain. Setidaknya menjadi pembelajaran bagiku sebelum aku terlanjur ngotot yang berujung pada melukai hatinya. May be it’s right time to stop…..

1 komentar:

Anonim mengatakan...

hehehe...ternyata hasil-hasil cetingnya diingat juga. jodoh ga kan kemana, jangan cuman suka kopi, teh atau susu aja, nikmatin minuman yang laen (copy paste ucapan seseorang):d.

Life is only traveled once. Today’s moment becomes tomoorow’s memory. Enjoy every moment good or bad because the gift of life is life it self.