Selasa, 08 Juli 2008

Akhirnya Datang Juga (Pilkada Bali 9 Juli)

Rabu esok, 9 Juli 2008, salah satu hari penting yang akan menentukan perkembangan Provinsi Bali 5 tahun ke depan tiba. Untuk pertama kalinya Bali akan memilih gubernur dan wakilnya secara langsung. Artinya dipilih langsung oleh masyarakat Bali tanpa melalui mekanisme pemilihan di DPRD seperti sebelum-sebelumnya.

Tiga kandidat dengan visi misi (janji) masing-masing berlomba merebut simpati calon pemilih selama masa kampanye. Berbagai program dijanjikan untuk membawa Bali menjadi sejahtera. Masing-masing menunjukkan kelebihan dirinya. Adalah sesuatu yang wajar jika masing-masing kandidat menunjukkan kelebihannya. Sebab itulah upaya untuk meyakinkan calon pemilih bahwa merekalah yang paling pantas untuk dipilih.

Tetapi menjadi sesuatu yang agak mengecewakan buat saya pribadi bahwa adanya usaha dari pihak-pihak tertentu yang malah mengeksploitasi isu-isu yang belum tentu kebenarannya untuk memojokkan/mendiskriditkan kandidat yang menjadi lawannya dalam panggung pilkada. Bahkan sampai ada iklan layanan masyarakat yang secara jelas mengajak masyarakat Bali untuk tidak memilih kandidat tertentu. Sungguh sangat patut disayangkan . Seharusnya masing-masing tim kampanye lebih menonjolkan kelebihan kandidat yang diusungnya daripada menjelek-jelekkan lawannya. Setiap kandidat pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yang kita inginkan tentu saja Gubernur yang mampu membawa Bali sejahtera. Tidak ada manusia yang sempurna, pasti ada kekurangannya.

Bali membutuhkan pemimpin yang visioner dan tegas. Pemimpin yang tahu apa masalah yang menjangkiti Bali saat ini dan punya solusinya serta konsisten melaksanakannya. Gubernur yang bisa membuat Bupati tunduk kepada peraturan provinsi. Gubernur yang bisa mengalokasikan APBD benar-benar berpihak untuk rakyat. Gubernur yang melarang penggunaan APBD untuk pembelian mobil-mobil dinas yang mewah (Ada bupati mobil dinasnya di atas 500 juta sedangkan rakyat masih banyak yang melarat, sungguh ironis). Gubernur yang bisa melakukan pelayanan publik bebas dari pungli, membuat sistem birokrasi yang efektif dan efisien (sehingga tidak ada PNS yang kerjanya hanya absensi trus baca koran lalu jalan2 di mall). Gubernur yang menghapus jalan-jalan /studi banding bagi pejabat-pejabat kecuali sangatlah penting dan bermanfaat (daripada studi banding keluar dengan biaya mahal lebih baik datangkan saja ahli di bidang itu ke Bali, pasti lebih murah). Tentu saja juga yang pandai melobi pusat dan luar negeri sehingga bisa memanfaatkan dana APBN untuk pembangunan Bali. Dan masih banyak kualifikasi lainnya.

Seorang pemimpin akan dinilai pelaksanaan janji yang pernah diucapkannya. Begitu juga calon Gubernur. Setiap kandidat harus berani berjanji tentang apa yang akan dilakukannya. Kalau tidak berjanji/tidak punya program/programnya tidak jelas berarti dia tidak siap menjadi Gubernur. Kalau memang tidak setuju dengan korupsi di birokrasi yang merajalela kenapa harus takut mengatakan/berjanji untuk memberantas korupsi (korupsi adalah salah satu isu utama di Indonesia). Kalau memang memungkinkan diberikannya kredit tanpa agunan untuk UKM kenapa harus takut mengucapkannya. Kalau memang sudah ada dana BOS dari pusat untuk pendidikan kenapa masih mengatakan pendidikan gratis (dibiayai oleh APBD) tidak mungkin? (Pendidikan gratis memang tidak mungkin kalau dana APBD digunakan untuk pembelian mobil mewah, pengadaan komputer, alat tulis, alat belajar mengajar dsb yang di mark up).

Sebagian masyarakat memang masih takut/trauma dengan janji-janji calon gubernur. Mereka berkaca dari pengalaman-pengalaman sebelumnya dimana janji lebih sering tidak ditepati. Banyak yang mengatakan siapa pun yang dipilih sama saja. Kalau dulu saat kebebasan mengeluarkan pendapat masyarakat masih dipasung, mungkin jawabannya ya. Tetapi sekarang ini kita sudah bebas mengeluarkan pendapat termasuk mengkritisi pemimpin-pemimpin kita. Jadi tekanan yang dihadapi Gubernur terpilih untuk melaksanakannya janjinya sangatlah besar.

Karena itu marilah menggunakan hak pilih kita dengan tepat. Pilihlah Gubernur yang mempunyai visi misi/program yang jelas, yang berpihak kepada masyarakat luas, yang benar-benar akan menggunakan APBD untuk kepentingan rakyat (bukan untuk kepentingan kelompok tertentu), yang mampu mencegah/memberantas korupsi sehingga Bali yang adil dan makmur (apapun namanya apakah Bali Harmoni, Bali Cerdas Berbudaya Sejahtera, Bali Mandara) tercapai.

*Selamat memilih Gubernur baru. Semoga pikiran yang baik datang dari segala arah.

Tidak ada komentar: